Selasa, 06 Desember 2016

Tembok Irigasi antara Vandalis dan Seni


    Masih berkaitan dengan pembangunan Irigasi yang sedang dikerjakan pemda Indramayu, yang sekarang tepat berada di depan SMK Teladan Kertasemaya. Pembangunan tembok panjang ini pastinya bertujuan baik, tapi selalu ada sisi kurang indahnya. Dan tentunya akan merubah kebiasaan atau budaya sekitarnya. Terus, bagaimana kita ikut mengapresiasi tembok panjang ini?





    Masih sekedar bertanya-tanya fungsi tembok tinggi di sepanjang kali yang ada di Indramayu ini? Apakah untuk mengantisipasi banjir saja? Atau ingin merubah kebiasaan membuang sampah sembarangan ke kali yang sudah turun-temurun? Atau ada tujuan lainnya... Entahlah, saya baru sekali searching terutama pada perusahaan BUMN yang mengerjakan proyek tembok irigasi ini. Dan belum ketahuan... Yang jelas gak hanya bangunan liar di pinggiran kali yang digusur, pepohonan pun ikut tergusur. Dan akhirnya deretan rumah di seberang sungai pun terhalang tembok tinggi. Yah, bagi saya memang menjadi kurang indah, dan terasa berada di kota besar yang dipenuhi tembok beton... Tidak ramah untuk dipandang mata... Dan diperparah dengan coretan atau tulisan vandalisme dari komunitas liar.

    Untungnya karya-karya seni grafiti, mural atau bomber tembok pun bermunculan. Seni urban, karena kota besar yang sempit selalu dikelilingi oleh tembok akhirnya muncul di sepanjang jalan Kertasemaya. Ya, desaku sekarang serasa di kota yang kurang kehijauan. Pilihannya cuma membiarkan tembok kusam oleh cuaca, dipenuhi coretan vandalis, atau dihiasi seni mural? Ya, tentunya saya kan memilih yang terakhir... Dan itu sudah dimulai oleh kreatifitas anak Kertasemaya yang saya lihat pas menikamati sarapan pagi bubur ayam di seberang pasar Tulungagung. Nah, bagaimana saya sebagai guru seni terapan merespon media tembok ini?

    Selain tersedia media sepanjang jalan atau kali, dan tahun lalu  sempat membuat mural di tembok lapangan SMK teladan membuat ide saya muncul... Ide untuk anak spesail terutama kelas spesial... Anak spesial ini rada susah untuk diberi nasehat guru. Maka saya menugaskan anak-anak ini untuk mencoba mengisi media tembok irigasi Kertasemaya ini sebagai media untuk mengajak hal yang baik, atau sebuah coretan seni yang memotivasi... Dan inilah hasilnya... Ya memang tidak semua anak berani untuk berkarya di tengah masyarakat... Ada juga yang akhirnya memilih tembok kamar sendiri sebagi tempat berkaryanya. Okelah, yang penting berkarya... Dan bisa memberi motivasi untuk banyak orang atau masyarakat... Dengan belajar memotivasi orang lain semoga menjadi lebih baik bagi yang berkarya. Karena menasehati orang lain itu lebih mudah, dibanding memperbaiki diri sendiri.

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar