Selasa, 06 Juni 2017

Di Balik Layar “Berantakan”


Hey Texazers, ada film terbaru yang berjudul “Berantakan” niy, cerita dari filmnya cukup seru untuk diputar di Bioskop 47 yang kedua nanti. Dan pada kesempatan kali ini ada ceritanya langsung yang ditulis oleh sang Sutradara filmnya yaitu Tedja Saputra. Ini adalah film terpanjang yang berhasil dibuat oleh pelajar SMK Teladan Kertasemaya. Selain sedang diikutkan di Oengoe Film Chalenge 2017 yang diadakan oleh UNNES (Universitas Negeri Semarang), dan sebentar lagi diikutkan di sebuah festival film lainnya. Menurut sang sutradara film pendek ini dibuat dengan penuh perjuangan rasa capek dan usaha yang memakan sampai satu bulan lebih…  Wah, terus bagaimana? Langsung saja kita ikuti cerita dari sutradaranya langsung…


Pemeran utama dalam film "Berantakan" 
Film “Berantakan” kenapa saya ingin membahas film ini? Karena waktu pembuatan film ini sangat panjang…  Awal sutingnya pas UTS semester 1, kalau tidak salah, dimulai dengan adegan Ebleng yang diperankan Mukhit yang mencuri uang saku Yahya, Gilang dan Rozikin. Ini semua dimulai ketika mendapat ide setelah saya menonton film Gangster High, sebuah film yang mengajarkan betapapun tekad yang dimiliki seseorang masih tetap kalah kalau terjerat dalam pergaulan yang menyimpang, ditambah juga pada saat sore hari saya dan teman teman saya melihat ada tawuran di depan sekolah kami yang selama ini tidak pernah terjadi... Karena hal itu membuat tekad saya menjadi yakin akan membuat film yang bertemakan tawuran . 
Selesai saya menulis skenario kami adakan rapat dengan produser dari STUXA (Studio Texaz, unit usaha multimedia SMK Teladan Kertasemaya)… Kami membahas tentang biaya, properti, waktu, dan tempat. Setelah rapat selesai kami pun para crew dan pemain bergegas pergi untuk membeli properti. 

Akhirnya properti terkumpul kami pun langsung bergegas pergi untuk shooting, tempatnya di suatu gang di pasar Jatibarang sekaligus untuk membeli kain hijau dan putih . Lucunya pas kami adakan shooting di gang tersebut ada ibu-ibu lewat… Karena melihat kami pada jam sekolah meninggalkan sekolah ibu itu ngomong "Niat sekolah apa niat ke pasar?” kami pun hanya bisa terdiam padahal kami sudah ijin ke guru mapel pada saat itu… Setelah shooting scene tersebut selesai kami bergegas menuju ke sekolah lagi.

Ngomong - ngomong tentang scene… Ada suatu scene yang membuat kami sangat bingung yaitu scene penyekapan lantaran pada saat itu kami berniat untuk syuting di sekolah dan sekalian menginap namun karena esok harinya akan ada UNBK… Akhirnya kami memutuskan untuk syuting sekaligus bakar ayam di rumah Said, Bangodua. Saat di rumah Said kami istirahat dulu saat pagi hari kami pun melanjutkan proses syuting walau cuman berempat. Nah, pas saat itu juga kami bingung mau nyari tempat untuk syuting yang sesuai dengan tempat penyekapan, setelah lama berkeliling kami memutuskan untuk syuting di parkiran sekolah, karena belum ijin dan juga waktunya yang semakin petang kami memutuskan untuk masuk dari pintu belakang eh ternyata kami disangka mau macam-macam… Kami pun dilempari batu dan diteriaki namun proses syuting masih tetap dilakukan karena melihat hasil rekaman video yang jelek akhirnya kami memutuskan pergi dan mencari tempat lain. Ada juga yang jauh lebih ribet yaitu ketika kami menginep di sekolah hanya bertiga… Bayangin kita syuting cuman bertiga ya mau gak mau yang jadi kameramen mesti harus bergantian... 

Rencananya kami membuat film ini dengan perpaduan dari 3 film yaitu Gangster Hight yang diambil jalan cerita dan endingnya, yang kedua Now You See Me karena saya terkesan dengan teknik saat memindahkan kartu, tapi untuk pemeran utama saya tambahkan kekuatan magic seperti dalam film Naruto Bhanso Tein yaitu kekuatan menarik suatu benda, yang ketiga terinspirasi adegan fight dari film Tokyo Ghoul.

Salah satu adegan dalam film "Berantakan"
Yang menjadi kendala saat pembuatan film adalah dari para pemainnya, karena itu saya hilangkan beberapa scene karena beberapa pemain tidak mau mempragakan adegan dalam scene tersebut. Sejujurnya dalam film ini saya bener-benar menyerah tapi setelah Said mengedit scene pertama saya jadi lebih bersemangat karena menurut saya cukup bagus! Jadi saya bertekad dan melanjutkan syuting walau saya harus menjadi penulis skenario, pemain, editor, sekaligus sutradara. Untuk itu saya berterimakasih kepada bapak Ahmad Zeni, S.Sn yang ikut serta merealisasikan film ini, dengan pendanaan dari Usaha Unit Multimedia, STUXA. Oh iya, judul dari film ini dari ide beliau setelah sempat diputar pertama kali di kelas Multimedia.

Dari proses syuting film “Berantakan” yang berlarut-larut lamanya kami pun mendapat pengalaman sekaligus pelajaran berharga bahwa usaha itu tidak ada yang gampang, pilihannya hanya mau berjuang  atau menyerah. Sempat juga waktu itu saya mendapati jalan buntu dan tidak mau melanjutkan untuk membuat film ini…  Ya, karena setelah diedit hasilnya cukup bagus saya pun berjuang meski harus menginap di sekolah, berangkat sendiri dari rumah, dicurigain ortu karena disangka mau pacaran, uang tabungan habis karena ongkos, mata lelah karena proses editing, waktu istirahat kami berkurang. Saya salut dan bangga karena memiliki teman seperjuangan seperti kalian pemain sekaligus crew dari film “Berantakan” ini. Untuk Mukhit dan Said Anwaroh kalian terbaik! Tunggu saja penayangan film ini di Bioskop 47 SMK Teladan Kertasemaya, banyak pesan moral dari film ini! 


Penulis: Tedja Saputra, sutradara film "Berantakan" 
dan juga ketua ekskul seni Teater 47 periode tahun ajaran 2017/2018. 
Diedit oleh redaksi TexazMagz-SMK Teladan Kertasemaya...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar