Komik strip karya Ahmad Zeni, S.Sn |
Pengalaman mengajar kadang kembali menggerakan tangan untuk merekamnya dalam bentuk komik. Walau komik masih dipandang kurang baik oleh beberapa pengajar pada program literasi dari diknas... Tapi sebagai pembuat komik... Tentunya sudah berpikiran terbuka. Komik adalah gabungan anatara karya sastra dan karya seni rupa. Sama seperti kedua karya seni tadi, hasilnya berupa karya yang bermuatan positif atau negatif. Itu tergantung dari pengarang atau pembuat karyanya. Komik adalah media, hanya cara membacanya saja yang terasa menjadi lebih ringan secara umum, walau tidak semua komik bisa dicerna dengan mudah atau malah mengandung muatan ilmu atau hasil penelitian ilmiah. Komik adalah media, sama seperti media lainnya, bisa untuk tujuan pendidikan, agama, kritik sosial, hiburan, dan tujuan-tujuan lainnya. Maka seperti halanya media lainnya, audio, visual, dan media lainnya, kadang muatan positif kalau diterima oleh orang yang dalam suasana keruh, kadang malah menjadi negatif. Misal pada era reformasi, yang seharusnya korupsi dikikis atau hilang, malahsekarang terlihat secara terang-terangan. Atau liputan kejahatan, yang bagi orang yang baik akan berusaha menghidari arah kedatangan kejahatan, tapi bagi yang berpikiran jahat malah menjadi inspirasi.
Komik "Embuh, Seng Ah" bagi pengarangnya tetap bertujuan baik... Dengan komik yang ditempel di mading TexazMagz yang ada di SMK teladan Kertasemaya, Indramayu ini, pengarang mengharapkan ada perubahan pada pelajar untuk memahami sedikit demi sedikit apa yang diajarkan guru. Malah ada komentar dari alumni, seperti mengenang kembali masa ketika sekolah, katanya. Untuk sisi negatinya tentu saja sangat tidak diharapkan oleh pengarang sebagai pengajar. Maka mari mecoba terus untuk kreatif dalam mengajar supaya hal seperti dalam komik ini semakin terkikis dan hilang. Jangan sampai malah menjadi subur? Karena keahlian berbicara, presentasi menambah nilai lebih bagi pelajar, terutama bagi siswa SMK yang siap bekerja, nantinya. SMK bisa!